1. LEMBUR TERUS!!!
Kenapa orang Jepang LEMBUR TERUS yah?!?!?
Orang Jepang lembur hampir setiap hari hingga larut malam.
Terkadang kita bingung apakah mereka tidak lapar, atau tidak mau pulang.
Saking seringnya mereka lembur, kita juga suka bingung apakah mereka tidak mau jalan-jalan, atau apakah mereka tidak mempunyai kehidupan lain selain karir.
Orang Jepang memang pekerja keras, dan budaya "kerja keras" ini telah ada sejak zaman dahulu, tepatnya setelah serangan bom atom. Setelah serangan bom atom, pemerintah Jepang dan penduduk Jepang berusaha keras untuk memulihkan kota-kota yang hancur dibom. Semenjak kejadian bom atom, orang Jepang selalu berusaha untuk setia dan loyal terhadap negara dan organisasi mereka.
Budaya "kerja keras" dan "setia" tersebut tetap ada hingga sekarang, dan generasi muda Jepang sebenarnya kurang menyukai budaya ini.
Kita akan lembur apabila kerjaan kita belum selesai, tetapi pastinya kita tidak sering lembur seperti orang Jepang. Selain kerjaan yang belum selesai, ada alasan lain kenapa orang Jepang lembur hampir setiap hari. Lalu, apa alasan lain tersebut? Di Jepang ada budaya: anak buah tidak boleh pulang kalau bos belum pulang. Tidak ada peraturan tertulis yang memaksa mereka untuk lembur, tetapi budaya dan lingkungan kerja di Jepang membuat orang Jepang mau tidak mau harus lembur.
Ketika kita lembur, biasanya kita akan mendapatkan uang lembur kan? Di Jepang tidak semua perusahaan memberikan uang lembur. Sistem gaji di perusahaan Jepang cukup berbeda dengan sistem gaji di Indonesia. Total gaji kotor perusahaan Jepang adalah sebagai berikut: gaji pokok + uang tunjangan + biaya transportasi. Tergantung di mana mereka bekerja, terkadang uang lembur sudah termasuk uang tunjangan, dan orang Jepang baru mendapatkan uang lembur extra setelah lembur melewati jumlah waktu yang ditentukan. Dengan adanya sistem gaji di atas, kebanyakan orang Jepang lembur tanpa dibayar, dan lembur gratis ini dalam bahasa Jepang disebut sebagai サービス残業 (saabisu zangyo). Pulang larut malam tanpa dibayar...orang Jepang memang pekerja keras...tetapi budaya "kerja keras" dan "setia" ini menjadi penyebab kematian juga.
Salah satu penyebab kematian terbanyak di Jepang adalah karoshi, yang merupakan kematian karena kebanyakan kerja. Beberapa orang Jepang juga ada yang bunuh diri karena stress akan kerjaan, sehingga pemerintah Jepang melarang lembur yang berlebihan. Perusahaan Jepang juga mulai melarang pegawainya untuk lembur, dan mulai merubah cara pembagian kerja berdasarkan kapasitas pegawai, dengan maksud untuk mengurangi beban pegawai dan untuk mencegah mereka lembur.
2. Senioritas
Senioritas dalam lingkungan kerja adalah salah satu hal yang umum, dan senioritas dalam lingkungan kerja di Indonesia dan di Jepang sangat berbeda.
Di Indonesia, senioritas dalam lingkungan kerja adalah situasi di mana kita menghormati dan menghargai bos yang pangkatnya lebih tinggi daripada kita, dan pegawai senior lainnya yang berusia lebih tua daripada kita, dan senioritas dalam lingkungan kerja ini tidak akan mempengaruhi besarnya gaji kita dan kesempatan kita untuk naik pangkat.
Berbeda dengan Indonesia, senioritas dalam lingkungan kerja di Jepang mempengaruhi besarnya gaji dan kesempatan seorang pegawai untuk naik pangkat. Pegawai senior memiliki kesempatan yang lebih besar untuk naik pangkat, dan biasanya gaji pegawai senior jauh lebih besar dibandingkan dengan gaji yang diterima oleh para pegawai muda. Hal ini membuat para pegawai muda menjadi kurang termotivasi, karena seberapapun giatnya mereka bekerja, kesempatang bagi mereka untuk naik gaji dan naik pangkat sangatlah kecil.
3. Tidak Boleh Menolak
Di Jepang "menolak" adalah salah satu hal yang tabu dan dianggap tidak sopan.
Menolak ajakan bos untuk makan siang atau makan malam sangatlah tabu, dan hal ini terkadang juga akan mempengaruhi kesempatan kalian untuk naik pangkat.
Naik pangkat di Jepang tidak hanya tergantung akan prestasi kalian, tetapi juga tergantung akan kepribadian kalian. Meladeni ajakan bos untuk makan siang atau makan malam memberikan kesempatan bagi bos untuk mengetahui kepribadian seorang pegawai, jadi kalau mau naik pangkat sering-sering bersosialisasi dengan bos kalian yah!
4. Pergi Minum Setelah Selesai Kerja
Budaya minum di Jepang sangatlah kuat, dan biasanya para pekerja di Jepang suka pergi minum setelah selesai kerja.
Hal ini adalah sesuatu yang biasa, dan para pekerja di Jepang menggunakan kesempatan ini untuk membicarakan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan.
Momen ini juga dijadikan kesempatan bagi mereka untuk mengenal satu sama lain lebih dalam.
Budaya ini tidak ada di Indonesia, dan dianggap sebagai hal yang aneh. Orang Indonesia biasanya pergi makan dan minum dengan teman-teman dan keluarganya, bukan dengan rekan kerjanya.
5. Suka Ngejelimet
Orang Jepang sangat sistematis dan menyukai prosedur dengan urutan yang jelas. Orang Jepang tidak suka prosedur yang memotong jalan, walaupun bisa menghemat waktu. Saking sistematisnya, terkadang hal yang sederhana menjadi rumit karena prosedur yang ngejelimet.Hal ini sangat berbeda dengan Indonesia, yang lebih suka cara yang cepat walaupun tidak terlalu sistematis.
Download aplikasi kami dan dapatkan diskon di toko terpopuler di Jepang! iOS Android Beritahukan kami apabila artikel ini perlu diperbaiki Form laporan & masukan
